Maafkan Aku Hujan

Hafidz NDP
2 min readDec 25, 2023

--

Photo by Gil Ribeiro

Indahnya hujan di hari natal, rintik-rintik dengan ramah membuat suasana menjadi sejuk. Sudah hampir setahun musim kemarau menyelimuti kota ini atau bahkan seluruh kota di negeri ini. Rasanya seperti berjalan di padang gurun lalu menemukan secercah mata air. Seolah air hujan itu turun untuk menghapus kerinduan ku.

Hujan, kemana saja engkau? engkau telah pergi lama meninggalkan bumi. Engkau tak datang di hari biasanya? Apakah engkau kecewa dengan kami? mungkin di tahun mendatang engkau akan semakin lama lagi pergingnya bukan?

Kami juga sebenarnya kecewa atas kebodohan kami yang membuat bumi ini rusak. bumi yang secara berlahan memanas dan akan memanggang isi-isinya. Bumi yang siap mengamuk menghapus sejarah kita. Pastinya engkau berpihak pada bumikan?

Maafkan aku hujan, bukannya aku tak mau memperbaiki masalah yang kami perbuat, tapi aku hanya sedikit diantara manusia yang terlalu banyak. Aku terlalu lemah dan aku tidak memiliki apa-apa untuk melakukan itu.

Dukunglah aku, aku selalu berusaha untuk memperbaikinya. Maafkan aku, atas ketidak konsisten berpihak kepada mu.

Aku tak tau, kapan aku punya kekuatan untuk melakukannya tapi aku percaya aku akan bisa melakukannya. Aku juga percaya masih banyak manusia di bumi ini yang perduli dengan engkau.

Aku yakin bumi ini akan sembuh lagi dan engkau pasti bisa menghujani burung-burung, menembus lebatnya pepohonan, dan menikmati rembesan tanah.

Jadi mohon bersabar ya hujan, meskipun saat ini hanya bisa membasahi aspal, gedung-gedung dan menggenang di jalanan. Suatu saat masa itu akan kembali.

Aku berharap, masa itu datang karena kami telah memperbaikinya. Agar kami bisa menebus dosa-dosa kami. bukan karena bumi yang telah bengah menghapus secara paksa keberadaan kami.

--

--

Hafidz NDP
0 Followers

Knowledge Seeker || Write about My Prespektif, My Knowledge and My Believe || Anthusiast on Economic Environment and Energy